• home
  • zona perairan
  • zona pegunungan
  • zona daratan
  • eksplorasi
  • project
  • pencarian

    sidamulih prolog

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        sidamulih prolog adalah judul postingan kali ini seperti kalian ketahui kata prolog sendiri berarti adalah tulisan atau cerita pembuka sebelum menuju pada cerita secara keseluruhan. dan  begitu pula postingan ini dibuat sebagai prolog sebelum memulai postingan seri selanjutnya yang akan saya beri judul " babad sidamulih " yaitu sebuah perjalanan mengelilingi area pebukitan sekitar rawallo yang saya lakukan akhir tahun 2015. dimana awalnya saya hanya berniat untuk mengeksplorasi area sekitar perbukitan rawallo untuk mencari spot fotografi pemandangan. namun setelah kunjungan pertama. saya membaca sebuah cerita yang menarik yang berjudul "babad sidamulih" dan karena cerita itu pula yang menginspirasi saya untuk mengeksplorasi semua area perbukitan sekitar rawalo. dan di postingan ini saya tampilkan beberapa foto yang sebenarnya rangkuman perjalanan saya dalam mengelilingi perbukitan rawalo yang saya kemas dalam foto hitam-putih agar terkesan lebih misterius. namun untuk foto lengkapnya akan ada di postingan selanjutnya "babad sidamulih" series.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        cerita babad sidamulih juga saya sertakan di postingan kali ini. mungkin bagi yang belum tahu bisa membaca tulisan dibawah. bersamaan dengan rangkuman foto perjalanan saya.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Desa “Sidamulih” dalam kisah ini mengawali sebuah legenda turun temurun yang diceriterakan sambung bersambung kakek moyang sampai ke anak cucu. Nama Desa tersebut, semula adalah Desa Salaka. Secara geografis desa tersebut masuk kedalam wilayah Kabupaten Banyumas, termasuk wilayah dari kecamatan Rawalo. Desa Sidamulih berada diujung paling utara kecamatan Rawalo.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Berada dikaki bukit, sebuah deret perbukitan Banjar Negara–Tipar, yang membujur berdampingan dengan bukit disekitarnya. Ada bukit Jembangan, bukit Salaka, bukit Sari, bukit Sanggreman, bukit Tipar, bukit Tambaknegara, dll.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Bukit-bukit yang yang membentang dari arah timut memanjang kearah barat, sepanjang kurang lebih 30 km. Dikala itu masih berupa alasgung liwang-liwung (hutan belantara), dikenal hutan yang sangat angker, tempat bersemayamnya para jin peri prahayangan, banaspati, siluman dan sejenisnya. 

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Tidak satupun manusia yang berani masuk melintasinya. Sangat berbahaya, karena dipenuhi hewan buas, bermacam jenisnya. Di kala itu Desa Salaka ada dibawah pemerintahan Kadipaten Pasir Luhur. Kadipaten Pasir Luhur ada dibawah kekuasaan Kerajaan Galuh, Pajajaran.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Penguasa Kadipaten Pasir Luhur saat itu bernama Adipati Kandhadhaha. Diceriterakan keadaan saat itu Kerajaan Galuh sedang mengalami sapu dendaning jagad (ujian atau cobaan dunia) dari Hyang Maha Agung. Kerajaan Galuh mengalami kemarau cukup panjang. 

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Banyak para petani yang sawah ladangnya mengalami kekeringan. Petani menderita kerugian cukup besar. Raja beserta petinggi kerajaan bermusyawarah.Untuk mengatasi bencana yang menimpa para petani itu, harus segera dicarikan jalan keluarnya.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Salah seorang penasehat kerjaan, Pendeta Caturtunggal menasehati kepada raja, bahwa atas wangsit yang diterimanya dari Hyang Agung, Kerajaan Galuh harus mengadakan upacara pengorbanan.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Yaitu pengorbanan warak hitam, atau seekor badak hitam yang hidup di hutan Salaka. Dagingnya untuk penumbalan sawah dan ladang para petani, sedangkan cula badaknya agar dijadikan werangka (sarung) senjata tombak pusaka Kerajaan galuh -Pajajaran, yang bernama tombak "Kiai Gadang Sasuruh".

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Raja mendengar nasehat pendeta Caturtunggal, sangat terperanjat. Sebab, untuk membunuh warak hitam atau badak hitam di hutan Salaka, tidak mudah. Kemungkinannya untuk berhasil kecil. Karena masyarakat mengetahui bahwa, warak hitam hutan Salaka, adalah hewan warak “setengah siluman”, kebal senjata tajam, bahkan senjata pusaka tidak dapat membunuhnya. 

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Pendeta Caturtunggal mengatakan kepada raja, bahwa diwilayah timur, ada seorang sakti, yang sanggup membunuh warak hutan Salaka. Namanya Ki Damar Pundi. Ki Damar Pundi, tinggal di Desa Salaka, masih bawahan wilayah Kadipaten Pasirluhur. Akhirnya Raja Galuh memerintahkan, Adipati Pasirluhur, agar memanggil Ki Damar Pundi menghadap raja.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Sabda Raja, apabila Ki Damarpundi dapat membunuh warak (badak) hutan Salaka, dan membawanya ke Kerajaan Galuh, akan diberikan hadiah dan penghargaan, berupa pangkat setingkat Tumenggung. Ringkas cerita, akhirnya Ki Damar Pundi, dengan kesaktian yang dimilikinya, dapat membunuh warak setengah siluman itu, dengan hanya sekali pukul.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Adipati Pasir Luhur sangat senang, mendengar bahwa warak hutan Salaka, dapat dibunuh oleh Ki Damar Pundi. Berkata Sang Adipati kepada Ki Damar: ”Ki Damar, atas nama raja, saya mengucapkan terima kasih, atas usaha keras Ki Damar. Untuk itu saya akan membawa badak hitam ini ke kerajaan Galuh, dan mengusulkan kepada baginda Raja Galuh, agar Ki Damar, memperoleh penghargaan.” Ki Damar” Sendiko gusti, semua terserah Gusti Adipati.” Maka berangkatlah rombongan Adipati Pasir Luhur, iring-iringan dengan riang gembira membawa badak hitam hutan Salaka, menuju ke kerajaan Galuh-Pajajaran.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Raja Galuh menyambut rombongan Adipati Pasir Luhur dengan suka cita, atas keberhasilan Ki Damar, membunuh warak setengah siluman hutan Salaka. Namun alangkah kecewanya Sang Raja, mendengan bahwa Ki Damar Pundi tidak ikut serta rombongan Adipati Pasir Luhur. Raja kemudian mengutus Patih Pajajaran menjemput Ki Damar, di desa Salaka, untuk menerima hadiah dan penghargaan. 

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Dengan diiring pasukan kerajaan maka berangkatlah Patih Kerajaan Galuh menuju desa Salaka. Kabar kedatangan Patih Pajajaran dan bala tentaranya, tersiar begitu cepat di Kadipaten Pasir, Tetapi entah bagaimana awal kejadiannya, kabar yang sampai ditelinga penduduk Desa Salaka,ternyata menjadi simpang siur. Banyak kabar yang diterima oleh penduduk, bahwa Ki Damar, bukan akan diberi penghargaan pangkat Tumenggung, tetapi akan ditangkap oleh tentara Galuh.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Berita simpang siur itu menyebabkan Ki Damar, sangat khawatir akan keselamatan kerabat dan keluarganya. Maka dikumpulkan oleh Ki Damar , anak, Istri, dan saudara-saudaranya. Mereka yang hadir al: Ranggapati anak Ki Damar, Ny Damar, serta saudara-saudaranya Ki Damar, yaitu Ki Kendilwesi, Ki Gambarsari, Ki Banjarsari, Ki Cakramawijaya.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Demi keselamatan anak, istri dan saudara-saudaranya, maka Ki Damar, memutuskan hendak melakukan Tapa Brata Pendam selama 40 hari 40 malam (tapa brata pendam yaitu bertapa di dalam tanah dengan dipendam badannya, kemudian diberi lobang yang terbuat dari bambu untuk bernapas dan untuk bekomunikasi dengan yang menjaga).

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, Ki Damar masuk kedalam liang dalam tanah, Ki Damar berpesan: pertama, agar dalam setiap tiga hari sekali, Ki Damar harus disapa, dan kedua, apabila dalam 3 hari tak ada respon, atau jawaban, berarti Ki Damar sudah meninggal, dan lubang bambu harus dicabut. Ketiga, apabila Patih Galuh dan laskarnya mencari dia, supaya dikatakan bahwa Ki Damar sudah meninggal.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Sampai pada babak ceritera ini, tapa brata Ki Damar sudah menginjak hampir satu pekan. Ketika itu Patih Galuh dan Laskarnya sudah tiba di desa Salaka. Seluruh keluarga Ki Damar menyambut Patih Galuh, ditanya:” Saudara –saudara, saya patih Kerajaan Galuh, hendak bertemu dengan Ki Damar, menyampaikan pesan sang Prabu Pajajaran, untuk Ki Damar, apakah beliau ada dirumah? Ki Kendilwesi menjawab, bahwa Ki Damar sudah meninggal. Akibat perkelahiannya dengan badak hitam dari alas Salaka. 

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Mendengar jawaban Ki Kendilwesi, Patih Galuh menjadi sangat sedih. Kemudian Patih Galu, meminta, agar rombongan Galuh-Pajajaran diperbolehkan menengok tempat kuburnya Ki Damar. Sesampainya di pekuburan tempat Ki Damar disemayamkan, Patih Galuh mengatakan kepada keluarga Ki Damar.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Berkata Patih Galuh:” Ny Damar, dan seluruh keluarga yang hadir disini, saksikanlah, ujar-ujar (wejangan, nasehat, petuah) saya, mulai hari ini, desa salaka berganti nama, menjadi Desa Sidamulih. Untuk mengingatkan kepada kita, bahwa Ki Damar Pundi, telah berjasa besar buat Galuh-Pajajaran. 

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        Atas jasanya, semula akan mendapatkan penghargaan dan hadiah dari Sang Prabu. Namun atas kehendak Yang Maha Kuasa, beliau sekarang sudah meninggal, maka penghargaan diberikan kepada anak turunannya. Ki Damar Pundi, seharusnya sekarang panjenengan menerima penghargaan, tetapi akhirnya panjenengan, memilih pulang menghadap Yang Maha Kuasa. Jadi pulang………..Ki Damar Pundi…..Jadi…Pulang,,…..Ki Damar Pundi ……..Jadi pulang, ……..Sida-sidane ……..Mulih,….Sida-Sidane…..Mulih, …Sida Mulih…..Sida…Mulih…..!

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        demikian akhir cerita "babad sidamulih" yang saya salin secara utuh dari sebuah tulisan di kompasiana yang ditulis oleh imam kodri. berikut sumber tulisan aslinya babad sidamulih

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        saya cukup tertarik mengeksplorasi setelah membaca cerita diatas, dimana keadaan saat itu juga sama dengan yang ada dalam cerita yaitu musim kemarau panjang yang terjadi di indonesia akhir 2015 bahkan tercatat banyak kebakaran hutan melanda di luar pulau jawa khususnya sumatra dan kalimantan. dan area sawah sekitar rawalo pun sudah berbulan-bulan dalam keadaan kekeringan. dan entah suatu kebetulan atau tidak , beberapa saat setelah saya mengeksplorasi area perbukitan rawalo turunlah hujan untuk pertama kali setelah kering berbulan-bulan. kesamaan yang kebetulan mirip dengan cerita itulah membuat saya memilih "babad sidamulih" sebagai judul postingan selanjutnya.

    nikon v1 - nikkor 10mm 2.8
        semua foto yang saya rangkum diatas selain saya buat menjadi hitam-putih juga saya pilih yang menggunakan kamera dan lensa yang sama. semoga foto prolog diatas mampu mengawali ketertarikan untuk membaca dan menantikan postingan selanjutnya. semua foto diambil menggunakan kamera mirorless nikon v1 - nikkor 10mm 2.8 terima kasih

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar